Semarang – KeMANGI. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian hutan mangrove kini semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh peran mangrove yang mampu menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar sehingga membantu mengurangi jejak emisi karbon. Selain itu, berbagai aksi penanaman dan pemantauan mangrove yang semakin gencar dilakukan oleh individu maupun lembaga turut mendorong lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi ini. (19/3/2025).
Bibit yang akan ditanam dalam program Adopsi Mangrove.
Agape L. Anthoni (Staf Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan) menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove sekaligus mengurangi keberadaan jejak emisi karbon di bumi dengan kegiatan penanaman dan pemantauan mangrove meningkat, hal ini dapat dilihat dari program Adopsi Mangrove yang selalu ada tiap bulannya.
Proses penanaman bibit mangrove hasil adopsi.
Salah satu yang ikut dalam gerakan pelestarian hutan mangrove dan pengurangan jejak emisi karbon di bumi adalah Nanda Asridinan Noor, pengadopsi asal Jakarta yang mengadopsi sejumlah 20 bibit mangrove berjenis Rhizophora mucronata dalam program Adopsi Mangrove.
“Saya telah membantu menanam dan memantaukan 20 bibit mangrove dari Nanda Asridinan Noor, pengadopsi asal Bandung,” kata Agape. “Semoga bibit yang ditanam dari pengadopsi ini dapat tumbuh subur dan mampu membantu menghapus jejak emisi karbon dan memulihkan kondisi pesisir di SMC Jateng, Semarang,” tambahnya.
Saat ini, melalui program Adopsi Mangrove yang diinisiasi oleh KeMANGI, bibit mangrove yang berhasil tumbuh sudah mencapai ribuan bibit sehingga dapat ikut serta dalam berkontribusi mengembalikan hutan mangrove Semarang Mangrove Center (SMC), Jawa Tengah (Jateng), Semarang dan menghapus jejak emisi karbon di bumi.
Bibit hasil Adopsi Mangrove yang tampak segar dan hijau.
Adopsi Mangrove adalah salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) dari KeMANGI yang bertujuan untuk membantu individu, lembaga, dan masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam rehabilitasi mangrove, tetapi terkendala oleh keterbatasan waktu, situasi, atau kondisi tertentu.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.00 – 10.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan pendokumentasian kegiatan untuk pelaporan. (ADM/ARH/ALA/AP)