Bisa Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, Hasil Pemantauan Adopsi Mangrove KeMANGI September 2025: Persentase Kelulushidupan Bibit Mangrove Hasil Adopsi Mangrove Pengadopsi Klub Penggemar Lee Haechan dan Salwa Kanahaya Saskiani di SMC Jateng, Semarang Capai 100%

Semarang – KeMANGI. Dalam rangka melaksanakan kegiatan pemantauan, KeMANGI kembali melaksanakan rangkaian kegiatan, berupa monitoring dan evaluasi (monev) untuk mengetahui persentase kelulushidupan dan pertumbuhan bibit mangrove setelah tiga bulan kegiatan penanaman. Kali ini untuk kegiatan Adopsi Mangrove yang dilaksanakan pada bulan Juni 2025 kepada dua orang pengadopsi di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). (3/9/2025).

Kondisi bibit hasil Adopsi Mangrove segar dan lebat.

Tim KeMANGI kali ini diwakili oleh Agape L. Anthoni (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) dan Bambang J. Laksono (Staf Koordinator Hubungan Masyarakat dan Lapangan) yang memantau bibit dari pengadopsi klub penggemar untuk Lee Haechan dan perseorangan dari Salwa K. Saskiani yang mengadopsi masing-masing empat dan satu bibit mangrove berjenis Rhizophora mucronata.

“Pada hari ini kami melanjutkan rangkaian kegiatan Adopsi Mangrove yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2025, yaitu kegiatan pemantauan pada bulan ketiga,” kata Agape. “Kegiatan pemantauan ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dari program Adopsi Mangrove di bulan Juni 2025, hal ini juga harapannya dapat dilakukan evaluasi terhadap hasil yang didapatkan. Bibit mangrove yang dipantau kali ini dari klub penggemar untuk Lee Haechan dan perseorangan atas nama Salwa K. Saskiani yang mengadopsi masing-masing empat dan satu bibit mangrove,” tambahnya.

Proses pemantauan berupa kegiatan penghitungan tinggi bibit mangrove.

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa bibit mangrove memiliki persentase kelulushidupan sempurna, yakni 100% dengan persentase pertumbuhan yang signifikan diantaranya masing-masing mencapai 66,00% dan 53,06% dari tinggi bibit tiga bulan yang lalu.

Hasil tersebut merupakan hasil yang sangat baik, melihat dari berbagai penelitian menetapkan bahwa standar keberhasilan rehabilitasi ekosistem mangrove untuk persentase kelulushidupannya berada pada angka minimal 60%. Hasil ini menunjukkan bahwa penanaman berjalan optimal meskipun ekosistem mangrove memiliki karakter tempat hidup yang dinamis. Lingkungan pesisir tempat mangrove tumbuh dipengaruhi oleh berbagai faktor biotik dan abiotik, seperti flora dan fauna di sekitar, pasang surut air laut, salinitas, dan kondisi substrat yang dapat berubah sewaktu-waktu serta musim dan cuaca yang dapat berubah-ubah.

Tagging Adopsi Mangrove dari klub penggemar Lee Haechan.

“Hasil dari pemantauan hari ini menunjukkan nilai yang sangat baik, di mana bibit dari yang telah ditanam berhasil tumbuh dengen persentase kelulushidupan sebesar 100% dan dengan masing-masing persentase pertumbuhan bibit sebesar 66,00% dan 53,06% dari tinggi bibit penanaman,” jelas Bambang. “Semoga upaya rehabilitasi ekosistem mangrove melalui program Adopsi Mangrove ini dapat membantu mengurangi efek perubahan iklim melalui manfaatnya dalam mengurangi jejak emisi karbon dengan penyimpanan karbonnya yang cukup efektif. Selain itu, ekosistem mangrove yang baik dapat menjaga lingkungan pesisir dan masyarakat pesisir dari bencana abrasi serta berbagai manfaat lainnya baik dari fungsi fisik, ekologi, ekonomi, dan sosial budaya,” jelasnya lebih lanjut.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00–11.00 WIB ini berjalan baik dan lancar yang diakhiri dengan sesi pendokumentasian hasil pemantauan untuk keperluan pelaporan dan evaluasi lebih lanjut. (ADM/ARH/AP).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *