Semarang – KeMANGI. Sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dalam mengelola potensi sumber daya alam, KeMANGI menawarkan program pelatihan pengolahan produk mangrove bukan kayu. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui peningkatan keterampilan dalam pemanfaatan ekosistem mangrove secara bijak dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan nilai tambah secara sosial dan ekonomi.
Proses pencantingan batik mangrove.
Ekosistem mangrove dikenal memiliki fungsi dan manfaat yang sangat luas. Selain berperan penting secara ekologis, seperti melindungi garis pantai dari abrasi dan menjadi habitat berbagai biota, mangrove juga memiliki potensi besar di bidang sosial dan ekonomi. Salah satunya adalah pemanfaatan ekosistem mangrove menjadi olahan produk mangrove bukan kayu, seperti pengolahan jajanan mangrove, pembuatan batik mangrove, dan pengolahan kopi mangrove.
Kegiatan pengolahan produk mangrove bukan kayu tersebut telah membantu masyarakat pesisir untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dengan mata pencaharian alternatif, salah satunya terjadi di Sentra Produksi Olahan Mangrove (SPOM) Semarang. SPOM Semarang merupakan pusat produk olahan mangrove bukan kayu yang terletak di Semarang Mangrove Center (SMC), Jawa Tengah (Jateng). Proyek ini dirintis dan dibangun oleh KeSEMaT bekerja sama dengan PT Indonesia Power Jakarta dan Semarang sejak tahun 2012. SPOM Semarang berfungsi sebagai tempat untuk mengolah berbagai produk mangrove dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir melalui ekonomi berbasis lingkungan.
Proses pengolahan tepung mangrove menjadi nastar mangrove.
Pembangunan SPOM Semarang dimulai pada tahun 2012 melalui pembentukan dua kelompok warga binaan KeSEMaT, yaitu Bina Citra Karya Wanita yang memproduksi olahan jajanan mangrove (stik, kerupuk, tepung, dan peyek) dengan label Mbak Jamat, serta Srikandi Pantura, yang menghasilkan batik mangrove dengan label Mas Bamat dan suvenir turunan berlabel Mbah Sumat. Pada tahun 2019, KeSEMaT memperluas program tersebut dengan membentuk kelompok binaan baru bernama Arjuna Berdikari, bekerja sama dengan PT Indonesia Power Semarang, untuk mengembangkan produk Kopi Mangrove Arjuna.
Oleh karena itu, KeMANGI sebagai sebuah CV yang didirikan oleh para alumni KeSEMaT berinisiatif untuk lebih mengembangkan organisasi dan usaha dagang serta kampanye mangrovenya ke jalur profesional, dengan mendirikan sebuah CV yang memfokuskan dirinya untuk membantu kelompok pengolah produk mangrove menjualkan dan memasarkan produknya pada jual beli daring dan luring.
Proses penjemuran kain setelah pewarnaan dengan pewarna mangrove.
Selain itu, KeMANGI berupaya menyebarluaskan manfaat pengolahan produk mangrove bukan kayu kepada masyarakat dengan menawarkan program pelatihan. Program ini tersedia dalam tiga paket, yakni Paket Mahasiswa, Paket Umum, dan Paket Corporate yang dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan berbagai kelompok peserta.
Program pelatihan ini akan dipandu dan dibimbing secara langsung oleh ketua maupun anggota kelompok yang telah memiliki kompetensi dalam pengolahan produk mangrove bukan kayu di SPOM Semarang. Pelatihan akan dimulai dengan pengambilan bahan baku pembuatan di lapangan secara langsung dan diakhiri dengan pengemasan produk yang siap dipasarkan. Bergabunglah dalam program pelatihan ini dan jadilah bagian dari gerakan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pemanfaatan mangrove secara berkelanjutan! (ADM/ARH).